Hasil Uji Klinis Fase II Tunjukkan Vaksin Nusantara Aman Digunakan

Rabu, 10 November 2021 - 14:58 WIB
loading...
Hasil Uji Klinis Fase...
Peneliti Vaksin Nusantara klaim vaksin tersebut tunjukkan hasil uji klinis yang aman. Foto Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Peneliti Utama Tim Vaksin Nusantara dr. Jonny Sp. PD, K.GH M.Kes, MM, CAPD membeberkan tingkat keamanan vaksin besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Awalnya, dr. Jonny menjelaskan bagaimana proses Vaksin Nusantara dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Sebelum disuntikkan, komponen dari Vaksin Nusantara dibersihkan terlebih dulu, kemudian imunitas seluler di dalam tubuh dikenalkan dengan antigen.



"Antigennya itu bukan komponen virus. Jadi di dalam Vaksin Nusantara ini tidak ada komponen virus. Beda dengan yang lain (konvensional) yang semuanya virus. Tidak ada virus yang dimasukkan ke dalam tubuh," jelas dr. Jonny kepada media, Selasa (9/11/2021).

Uji klinis fase I yang sudah memasuki bulan kesepuluh mendapatkan hasil yang sangat baik. Dikatakan dr. Jonny, dari segi keamanan tidak ada yang bermasalah dengan Vaksin Nusantara.

"Tidak ada kejadian yang tidak diinginkan yang serius. Efeknya hanya ringan dan sedang saja dan kebanyakan sifatnya lokal, nyeri di penyuntikan," katanya.

Demikian juga dengan fase II yang dilakukan untuk mencari dosis penyuntikan ke dalam tubuh seseorang. Menurut dr. Jonny, pada fase II juga diperhatikan dengan seksama faktor keamanan diperhatikan, termasuk pada fase III nantinya.

"Seberapa besar bisa mencegah supaya pasien itu walaupun kena Covid-19 tapi dia tidak berat, tidak sampai dirawat. Itu efikasi. Karena kalau kita baca-baca efikasi itu bukan seberapa banyak orang yang nggak kena Covid-19, tapi seberapa banyak orang itu walaupun kena Covid-19 tapi tidak berat. Kan itu fungsi vaksin," tuturnya.



Dari 135 orang yang menjadi relawan uji klinis fase II hingga bulan ke-6 diketahui sebanyak 21 orang yang positif Covid-19 dengan varian Delta.

"Dari 21 pasien ini, yang dirawat cuma 3 orang. Jadi kalau lihat efikasi itu 97 persen. Tapi kalau lihat dia (pasien) kena atau tidak, yang tidak kena saat ini sekitar 84,6 persen (efikasi)," pungkasnya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2234 seconds (0.1#10.140)